Hijau peserta FOR 5 |
Tanggal 18-22 Desember 2013 mungkin
menjadi kado penutup akhir tahun bagi saya karena saya berkesempatan mengikuti
Forum Pelajar Indonesia (FOR) 5 yang diselenggarakan oleh Indonesia Student and
Youth Forum (ISYF), sebuah lembaga yang memusatkan kegiatannya dalam
pemberdayaan pelajar dan pemuda, di Jakarta. Acara ini diikuti oleh 256 pelajar
terpilih se-Indonesia dari jumlah pendaftar 1031 pelajar, termasuk saya, yang diseleksi dengan mengirimkan persyaratan
berupa pengisian formulir, pembuatan video singkat tentang ekspresi kecintaan
terhadap Indonesia dan penulisan esai tentang program dan cita-cita terhadap
bangsa Indonesia. Tema yang diusung dalam FOR tahun ini adalah “Ayo Kreatif demi
Indonesia”, dengan harapan para pelajar dapat mengeluarkan kreativitasnya demi
memajukan Indonesia.
Narsis di awal persuaan |
Saya mewakili delegasi DIY bersama
sembilan teman saya yang tersebar dari 4 sekolah se-DIY, yakni MA Mu’allimin
Muhammadiyah Yogyakarta, MA Mu’allimaat Yogyakarta, SMA Muhammadiyah 1
Yogyakarta dan SMAN 2 Bantul. Sebenarnya kami bersebelas, namun satu diantara
kami mengundurkan diri karena ingin fokus ujian. Tahun ini, delegasi DIY
mengalami peningkatan perwakilan dibandingkan tahun 2012, yakni 6 pelajar.
Persiapan yang kami lakukan sebelum berangkat ke Jakarta sangat banyak, mulai
dari pengecekan administrasi, koordinasi antarsesama dan latihan cultural performance seminggu tiga kali,
dan itu dilakukan selama masa Ujian Akhir Sekolah (UAS) di Taman Budaya
Yogyakarta (TBY). Tidak terbayang bagaimana letihnya. Memang dalam FOR 5,
setiap provinsi wajib menampilkan penampilan kebudayaan daerahnya
masing-masing.
Ketika keberangkatan, kami membagi
menjadi 2 kloter, yakni kloter pertama tanggal 16 sore menggunakan travel (7
pelajar) dan kloter kedua tanggal 17 sore menggunakan kereta api (3 pelajar)
karena sebagian masih melaksanakan UAS. Akhirnya kami berkumpul kembali pada
tanggal 18 Desember subuh di Wisma Ragunan, Jakarta, tempat stay peserta selama acara. Setelah itu,
kami langsung berkenalan dengan para peserta lain yang memang kebanyakan
berasal dari luar Pulau Jawa sehingga datang beberapa hari sebelum acara
dimulai. Mereka ada yang dari Bengkulu, Sumatera Barat, Kalimantan Timur dan
masih banyak lagi. Benar-benar berasa Bhinneka Tunggal Ika.
Registrasi dibuka tanggal 18 Desember
2013 pukul 07.00-09.00 WIB, setelah itu peserta disuruh untuk bersiap-siap guna
mengikuti pembukaan di gedung Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (KEMENPAREKRAFT)
dan Talkshow serta Gala Dinner. Sebelum keberangkatan, kami
mengikuti pengarahan dari Kang Fajar Kurniawan, Ketua ISYF dan Kak Fikri, ketua
panitia FOR 5. Kami dibagi ke dalam 5 bus, saya masuk di Bus 1. Perjalanan
melintasi kota Jakarta yang dibingkai dengan gedung-gedung pencakar langit kami
isi dengan perkenalan dan beberapa games
dari kami sendiri. Cukup sederhana tetapi sangat bermakna. Jadi rindu masa-masa
ini. Hehe.
Senam di Monas |
Setibanya di Gedung Kemenparekraft,
kami disuruh masuk ke dalam gedung Sapta Pesona. Di dalam gesung inilah FOR 5
dibuka oleh Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (MENKOKESRA) RI yang
diwakili oleh Direktur Jenderal bidang Pariwisata KEMENKOKESRA. Beliau
menumpukan harapan kepada para pelajar di negeri ini sebagai generasi pembaharu
RI. Tidak hanya itu, acara pembukaan juga disuguhi oleh penampilan tari dari
Grup Tari UNJ, paduan suara oleh siswa-siswi SMAN 3 Sukabumi dan penampilan
drama oleh Teater JEBEW. Seusai pembukaan, kami semua mengikuti Talkshow yang diisi oleh Pejabat dari
Kemenparekraft. Ketika sesi tanya-jawab, hampir seluruh peserta mengacungkan
tangan, termasuk saya. Sayangnya saya tidak dipilih. Selepas talkshow, kami dihidangkan makan malam.
Istimewa banget seh pokoknya.
Sepulang dari gedung Kemenparekraft,
kami semua kembali ke Wisma Ragunan untuk melakukan Focus Group Discussion (FGD). Di perjalanan menuju wisma, mayoritas
dari kami tidur di dalam bus, dan itu memang disunahkan oleh kakak Volunteer, tenaga sukarela yang
merupakan alumni FOR 1-4. Yang kerennya lagi dari acara FOR adalah setiap
perjalanan selalu dikawal polisi. Alhasil, saya merasakan 2 hal istimewa, yakni
pertama serasa seperti pejabat penting negara. Kedua, perjalanan bebas macet.
Hehe. Setibanya di wisma, kami lansung melakukan FGD tentang Merah Putih Gaya Gue
(MPGG), yaitu aksi sederhana yang menunjukkan kecintaan kita terhadap bangsa.
Setelah selesai, kami semua kembali ke kamar masing-masing untuk tidur. Hari
pertama pun selesai.
Berkunjung ke Allianz |
Hari kedua kami beragkat pukul 04.45
WIB karena ada jadwal senam bareng Dahlan Iskan di pelataran Monas. Sesampainya
di Monas, kami mengikuti senam bersama bapak-bapak dan ibu-ibu yang sudah cukup
berumur yang dikomandoi oleh Pak Dahlan Iskan sendiri. Gerakan yang lucu
membuat kami tertawa dan berteriak selama senam. Setelah sesi foto bersama,
kami langsung meluncur menuju Allianz
Building untuk mengikuti agenda hari kedua, yakni Workshop tentang My Finance
Coach plus jamuan makan siang. Di sana kami diajari cara berinvestasi
sebagai bekal di masa mendatang.
Menko Koperasi dan UKM |
Layaknya pejabat banyak acara, kami
meninggalkan Allianz dan langsung menuju ke Gedung Jamsostek untuk mengikuti Meet the CEO. Di Jamsostek, kami
mendapatkan pengetahuan tentang pergantian PT.Jamsostek menjadi BPJS yang
nantinya akan menjadi payung bagi seluruh tenaga kerja, baik formal maupun
informal, di seluruh Indonesia. Selesai foto bersama, kami meluncur ke Dapur
Sunda Resto untuk makan malam plus diskusi bersama kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Tidak hanya itu, di sana kami juga berdialog dengan Menteri Koperasi dan UKM.
Pada sesi tanya-jawab, saya mendapatkan kesempatan untuk bertanya. Malamnya,
kami kembali ke wisma untuk melanjutkan FGD MPGG di daerah masing-masing.
Setelah itu, kami semua ke kamar masing-masing untuk beristirahat guna
melanjutkan hari ketiga.
Hari ketiga kami dijadwalkan
mengunjungi PT. Coca-Cola Amatil dan PT. Microsoft Indonesia. Kami berangkat
dengan dibagi 2 kelompok, yakni Bus 1-3 bertemu PT. Coca-Cola Amatil, sedangkan
Bus 4-5 mengunjungi PT. Microsoft Indonesia. Kebetulan saya kebagian bertemu
PT. Coca-Cola Amatil di Blok M Plaza. Kami tidak jadi mengunjungi pabrik
pembuatan Coca-Cola karena terjadi demo buruh di PT. Coca-Cola Amatil yang
mengakibatkan direkturnya mengalami luka-luka. Oleh karena itu kunjungan
dialihkan ke Blok M Plaza dalam bentuk dialog dengan Kak Army, bagian
pemasaran. Di sana kami diberitahu proses pembuatan, sejarah Coca-Cola Amatil
dan cara pemasaran.
Puas berdialog dengan PT. Coca-Cola
Amatil, perjalanan dilanjutkan ke @america di Pacific Place di daerah Soedirman
Central Bussiness District (SCBD). Pengamanan di sana sangat ketat, tas tidak
boleh masuk, yang boleh masuk hanya alat tulis, HP dan kamera. Selain itu, kami
juga disinari sinar-x. Benar-benar ketat. Di sana kami dapat meminjam iPad gratis dengan
cara memberikan kartu pelajar. Enak, bukan?
Riuh di @america |
Di @america, kami diagendakan untuk
berdialog dengan Edward Dunn dari kedutaan besar
Amerika untuk Indonesia dengan tema “I want to be a Diplomate”. Para peserta
sangat antusias ketika menyimak pemaparan dari Edward dan ketika sesi
tanya-jawab. Ternyata banyak di antara para peserta yang ingin menjadi duta
besar. Semoga tercapai, amin. Dialog dilanjutkan dengan tema “Strategi Meraih
Beasiswa di Amerika” oleh alumni penerima beasiswa di Amerika. Beliau
mengatakan ada banyak hal penting yang dapat mempermudah kita untuk mendapatkan
beasiswa, salah satunya adalah berorganisasi.
Puas bertanya dan
bermain iPad, kami meluncur ke wisma untuk melakukan FGD terakhir tentang aksi
bersama dan persiapan cultural
performance. DIY, Jateng dan Jatim digabung menjadi satu dalam melakukan
aksi, yakni aksi Buku Ajaib. Buku Ajaib merupakan aksi pengumpulan buku untuk
meningkatkan minat baca masyarakat yang rendah. Kemudian, pada tanggal 17
Agustus 2014, seluruh alumni FOR 5 di seluruh Indonesia akan melakukan aksi
Sejuta Koper (Koin Pelajar) untuk Indonesia secara serempak. Nantinya, koin itu
akan disalurkan ke sekolah-sekolah yang kurang memadai.
Hari terakhir |
Hari keempat pun
tiba. Kami semua memakai pakaian adat di loby Blok M Plaza. Di loby tersebut
nantinya akan diadakan Festival Seni dan Kuliner Nusantara. Kuliner yang
tersedia merupakan makanan khas daerah masing-masing yang dibawa dari tiap
provinsi. Di panggung tengah, para peserta yang dibalut pakaian adat
menampilkan cultural performance-nya
masing-masing. Acara berlangsung dari pukul 09.00-22.00 WIB. Tak jarang tepuk
tangan para pengunjung Blok M Plaza terdengar tatkala para peserta melakukan
gerakan indah dari penampilannya. Delegasi DIY, pun tak kalah meriah dengan
menampilkan sebuah opera yang menceritakan pemuda Indonesia yang tergerus
globalisasi, namun masih dapat memepertahankan kebudayaannya dengan nama “Opera
Van Yogya (OVY). Seusai cultural
performance, kami mendapatkan kesempatan menonton film Soekarno gratis yang
dihadiri langsung oleh Hanum Bramantyo. Pukul 00.00 film baru selesai dan kami
langsung menuju ke wisma untuk beristirahat. Letih sekali.
ARB di Blok M Plaza |
Hari kelima adalah
hari yang sangat tidak dinantikan oleh para peserta karena itu artinya setelah
itu kami akan berpisah. Acara penutupan dilangsungkan di Blok M Plaza yang
diawali dengan dialog dengan Abu Rizal Bakrie (ARB) tentang Nasionalisme.
Selepas berdialog, acara yang tidak diharapkan tiba. Dimulailah acara penutupan
yang ditandai dengan sambutan dari Ketua Panitia. Seketika seusai memberikan
sambutan, sontak banyak para peserta yang meneteskan air mata tak kuasa menahan
sedih lantaran harus berpisah, begitupun denganku. Hari terakhir juga semakin
mengakrabkan kami yang ditandai dengan meminta nomor hanphone atau sosial media
antarpeserta.
Sedih-sedihan itu pun
berlanjut sampai di wisma. Sebelum benar-benar berpisah, kami melakukan tukar
kado yang memang sudah dipersiapkan sejak awal. Kado yang diberikan bebas
kepada siapa saja dengan syarat bukan satu provinsi dan satu orang maksimal
menerima satu kado. Aku memberikan kado kepada teman akrabku selama di sana,
Tunggul dari Jawa Tengah. Dia pun memberikan kadonya kepadaku. Kado itulah
tanda terakhir yang kubawa pulang seusai acara FOR 5 di Jakarta. Saya
menantikan FOR 6 tahun 2014. Ayo Kreatif demi Indonesia.
ayo kreatif demi INDONESIA !!!
BalasHapus