Tampaknya untuk beberapa tahun ke depan, lembaga KPK belum bisa
membubarkan dirinya. Lihat saja kasus-kasus korupsi belakangan ini, bukannya
berkurang malah bertambah. Bahkan data statistic menunjukkan posisi Indonesia
berada di puncak klasemen sementara se-Asia Pasifik dengan predikat Negara terkorup.
Tetapi, ada hal yang janggal dari kasus korupsi di atas. Coba
kita analisis bersama. Kasus korupsi ini terjadi di Indonesia. Sebagaimana kita
ketahui, Indonesia merupakan Negara dengan jumlah penduduk islam terbanyak di
dunia. Ini artinya, seharusnya Islam secara tidak langsung memberikan beberapa
pengaruh kepada Indonesia. Ternyata hal itu hanya julukan semata.
Hingga saat ini, hukum-hukum yang berlaku di Indonesia
90%-nya tidak bersesuaian dengan ajaran Islam. Bahkan banyak di antaranya yang
bertentangan langsung dengan ajaran Islam. Ini menunjukkan betapa Islam hanya
sebatas ritual semata di Negara Indonesia ini, tanpa bisa menunjukkan eksistensinya
melalui nafasnya bagi Negara ini.
Kemudian jika kita lihat partai yang melakukan kasus korupsi
tersebut, meskipun masih ada yang lain, maka kita akan sedikit terhenyak. Bagaimana
tidak, partai yang mengaku berlandaskan Islam ternyata tidak sama sekali
menerapkan ajaran Islam secara utuh. Inisial Islam hanya digunakan agar
mendapatkan dukungan dari banyak pihak, yang mayoritas beragama Islam.
Para oknum yang terlibat pun ternyata adalah yang di KTP-nya
bertuliskan “Islam”. Sebagai seorang Islam tentunya amalan-amalan di dalamnya
harus lah dijalankan, mulai dari amalan ibadah maupun amalan social. Jika saja
para oknum tersebut mengerjakan amalan-amalan Islam dengan sebenar-benarnya,
maka saya jamin tidak akan pernah ada yang namanya praktik korupsi.
Mungkin yang digambarkan selama ini tentang Islam KTP itu
benar. Sekarang, orang yang hidup beragama, Islam terutama, hanya mengganggap
agama sebatas pengakuan semata. Ritual-ritual dan tuntunannya tidak lagi
menjadi penting. Yang terpenting adalah mereka hidup, diakui dan ikut merayakan
hari agung suatu agama.
Ironis memang, namun inilah kenyataan yang sedang terjadi di
hadapan kita. Tidak ada lagi keikhlasan hati dan pikiran yang murni untuk
menjalankan ajaran Islam secara utuh. Islam harusnya dapa menjadi stir dalam
kehidupan ini. Dengan mengamalkan ajaran Islam secara utuh, maka kemaksiatan
dan kezhaliman di Negara ini akan menjauh.
Berita-berita mengenai kasus-kasus korupsi di beberapa media
membawa kepada fakta yang mengejutkan. Sebanayak 99% dari pelaku kasus korupsi
yang sudah ditetapkan menjadi tersangka adalah orang Islam. Ini belum termasuk
para pelaku yang belum diteapkan menjadi tersangka.
Tidak hanya itu, sebagian besar para pelaku korupsi tersebut
adalah para anak bangsa yang masih terbilang muda dan potensial. Mereka berkisar
di antara 30-40 tahun. Ini tentu saja menjadi catatan penting bagi bangsa ini
akan nasib bangsanya di tangan para pelaku korupsi, yang masih terbilang muda.
Yang lebih memperparah keadaan adalah para pelaku korupsi
tersebut merupakan pemerintah di berbagai jenjangnya. Kebanyakan motif dari
kelakuan mereka adalah untuk mengembalikan modal yang sudah habis selama masa
kampanye. Mereka lebih memikirkan kepentingan satu golongan daripada
kemashlahatan umat, atau mungkin memang tidak peduli sama sekali?
Pepatah mengatakan “buah jatuh tidak jauh dari pohonnya”. Pepatah
ini mungkin cocok untuk mengambarkan keadaan Indonesia saat ini. Para pemimpinnya
saja sudah memberikan contoh perilaku yang tidak baik, seperti korupsi. Kalau begitu
wajar jika bibit-bibit koruptor tertanam pada diri anak bangsa. Toh, kan sudah
diberikan ‘teladan’ oleh pemimpinnya.
Tetapi, pertanyaan besar sekarang adalah apakah Islam telah
kehilangan identitasnya sebagai agama rahmatan lil ‘alamin?
Islam adalah agama yang sempurna. Tidak ada agama yang lebih
sempurna dan indah selain Islam. Hal ini juga sudah dimaktubkan di dalam al-Qur’an
al-Karim. Dan Islam sendiri juga merupakan agama rahmatan lil ‘alamin.
Memang yang membuat sesuatu itu berubah adalah perbuatan
pada penganutnya. Kalau penganutnya baik, maka baiklah citra agama tersebur. Namun
jika penganutnya buruk, maka buruk pulalah agama tersebut. Kalau begitu, kasus-kasus
korupsi yang terus terjadi beberapa waktu belakangan ini adalah kesalahan
perbuiatan para penganutnya.
Kalau begitu, kita sebagai umat Islam harus mengubah keadaan
ini agar Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin bisa bermanfaat bagi sekitarnya. Hal
ini hanya bisa dilakukan dengan kembali kepada Islam yang utuh melalui
pembelajaran al-Qur’an dan as-Sunnah.
Abiyyu Fathin Derian
Anak Panah dari MEDAN
0 komentar:
Posting Komentar