Jika kita mendengar kata ‘hero’, maka hal yang pertama kali muncul dalam benak kita adalah para super hero seperti Superman, Batman, Spiderman atau bahkan Gatotkaca. Mereka semua merupakan para super hero yang suka menolong orang lain dan membantu sesama.
Dari semua cerita-cerita mereka, kebanyakan mereka membahas tentang pencegahan kejahatan yang membahayakan nyawa banyak orang. Mereka mengalahkan para musuhnya dengan kekuatan super mereka untuk menyelamatkan banyak orang. Seperti spiderman dengan kekuatan laba-labanya, atau gatotkaca dengan kekuatan supernya.
Dari semua cerita-cerita mereka, kebanyakan mereka membahas tentang pencegahan kejahatan yang membahayakan nyawa banyak orang. Mereka mengalahkan para musuhnya dengan kekuatan super mereka untuk menyelamatkan banyak orang. Seperti spiderman dengan kekuatan laba-labanya, atau gatotkaca dengan kekuatan supernya.
Namun, itu semua adalah fantasi
semata. Kehidupan mereka itu merupakan imajinasi para pengarang yang
menggambarkan kalau seorang ‘hero’ itu adalah orang yang memiliki kekuatan
super yang berbeda dengan manusia biasa.
Kalau kita menginginkan mereka
dalam kehidupan nyata kita untuk membasmi kejahatan saat ini, maka yang ada
malah kejahatan itu tidak akan selesai karena menunggu kedatangan para hero
yang sebenarnya merupakan fantasi semata.Lalu, bagaimana kita dapat menemukan
hero sejati di zaman sekarang dan di kehidupan nyata ini?
Kata ‘hero’ sendiri memiliki arti
yang banyak. Ada yang mengartikan seseorang yang memiliki kekuatan super
sehingga dapat membasmi kejahatan di muka bumi ini. Pendapat ini diakibatkan
keseringan menonton tv. Ada juga yang mengartikannya sebagai orang yang telah
berjasa kepada kehidupan orang lain. Dengan begitu, apapun jasanya, maka ia
adalah seorang hero.
Namun, saya memiliki pengertian
yang leih unik, simpel dan tidak berbelit-belit dari sebelumnya. Jadi, hero itu
adalah orang yang dapat mengubah sesuatu, baik itu dirinya sendiri maupaun
orang lain, yang ada karena dianggap penting. Yang dia ubah pun pasti
bermanfaat bagi siapapun.
Kita dapat melihat contohnya pada zaman
Jahiliyyah. Pada zaman itu manusia tidak memiliki seorang figur yang dapat
menjadi panutan dan membimbing mereka untuk menciptakan kedamaian dan
kesejahteraan. Mereka bingung akan kehidupan sendiri. Akhirnya mereka melakukan
segala hal sesuka hati mereka yang mengakibatkan hidup mereka jadi tidak
teratur.
Ketika Rasulullah SAW datang,
maka situasi pun berubah. Meskipun pada awalnya beliau mendapat berbagai
cercaan dan hinaan dari para masyarakat Jahiliyyah karena dianggap ajaran
beliau bertentangan dengan adat setempat, yang sebenarnya bertentangan itu
adalah perilaku masyarakat Jahiliyyah, namun pada akhirnya beliau berhasil
menguasai Jazirah Arab dan membuat kehidupan menjadi stabil. Semuanya menjadi
serba teratur.
Oleh karena itu, kehadiran sosok
hero itu sangat penting di tengah-tengah masyarakat. Ia lah yang dapat
menyeimbangkan kehidupan ini sesuai dengan yang kita harapkan.
Sekarang pertanyaan yang timbul,
hero seperti apakah yang dibutuhkan pada saat sekarang ini? Di masa yang
berbeda dengan masa Rasulullah SAW, di mana yang namanya globalitas dan western
style sudah menjadi panutan. Western Style dijadikan panutan, padahal ia tidak
dapat membawa kepada kehidupan yang damai dan sejahtera bagi kita.
Kita sebagai pemuda-pemuda yang
masih hijau dan berpotensi ini haruslah bisa menjadi seorang hero di
tengah-tengah kehidupan masyarakat saat ini karena masyarakat telah tertipu
oleh role model yang salah. Masyarakat telah tertipu akan keikmatannya.
Berbicara soal panutan, maka timbul
pertanyaan lagi, apakah ia bisa menjadi panutan atas dirinya sendiri? Apakah
jangan-jangan ia adalah orang yang butuh untuk didatangkan seorang hero? Oleh
karena itu, di sini saya akan membahas tentang hero bagi diri sendiri dahulu
yang kemudian bisa diterapkan dalam kehidupan bersosial.
Perang Melawan
Keterbatasan Diri
Seperti yang kita tahu bahwa
ternyata musuh terbesar seseorang itu adalah DIRINYA SENDIRI. Apabila ia belum
mampu menguasai dirinya sendiri, maka ia sangat dipastikan belum menjadi seorang
hero sejati.
Seorang hero itu bisa menempatkan
dirinya di hadapan orang banyak. Ia tahu bahwa jika dirinya dibiarkan mnegikuti
arus kejelekan, maka seluruh sistem hidupnya dan sekitarnya juga akan terkena
imbasnya. Kita bisa lihat ini dari contoh film Superman yang tidak mau orang
lain tahu bahwa ia adalah seorang
pahlawan super. Kita pun seharusnya seperti itu.
Kemudian, sang hero itu harus
terus berpikiran positif, jangan ada sekali-kali merasuk ke dalam pikiranmu
akan hal-hal negatif. Ini sangat penting
bagi seorang hero karena dalam menghadapi masalahnya, seorang hero itu harus
bisa membagi masalahnya menjadi hal yang positif. Hal ini dapat kita temui pada
adegan-adegan di film yang menampilkan hero sebagai pemeran utamanya. Hal ini
penting bagi hero masa kini untuk menghadapi hidupnya dan orang lain.
Menempatkan diri dan berpikir
positif saja tidak cukup pada saat ini, karena ini adalah zaman di mana semua
orang itu bersentuhan dengan yang namanya teknologi. Jadi, sebagai salah satu
standar seorang hero pada masa kini adalah orang ayng dapat menguasai
perkembangan kemajuan teknologi sebagai media untuk menjadi heronya.
Memang pada awalnya terlihat aneh
antara korelasi ide dengan isi, namun, di dalamnya kalian akan mendapatkan ilmu
keheroan yang sangat luar biasa. Ini menjadi penting bagi kita untuk disoroti,
terutama sebagai pemuda Islam agar hero yang sesungguhnya bisa hadir di dalam
tubuh kita dan di dalam hati dan kehidupan kita. “So, Le’s To be the Hero!”
Abiyyu Fathin Derian
Anak Panah dari MEDAN
0 komentar:
Posting Komentar