Lahir
sebagai seorang muslim memberikan rasa
syukur tersendiri bagiku. Rasa syukur ini baru aku rasakan sewaktu aku
duduk di bangku SMP di mana ketika aku mulai mendalami Islam beserta
ajaran-ajarannya.
Keluargaku
merupakan muslim yang taat. Meskipun ayah dan ibuku bukan seorang mubaligh,
namun mereka selalu menekankan akan pendidikan agama Islam dalam kehidupan,
dari beribadah, akhlak dan lain sebagainya. Selain itu, kedua orang tuaku juga
selalu mempertimbangkan pendidikan Islam di sekolah yang akan kami masuki. Hal
ini, secara tidak langsung juga membentuk kepribadian Islamku secara utuh.
Sewaktu
di bangku SD, aku belum begitu menaruh perhatian terhadap ajaran agama (baca:
Islam). Tetapi, ketika aku masuk SMP, aku mulai menaruh perhatian terhadap
Islam melalui pendidikan yang diajarkan oleh sekolahku yang berbasis Islam.
Pelajaran-pelajaran yang kudapati pun membuatku semakin penasaran akan Islam,
seperti ‘aqidah, akhlak, ibadah, fiqih, bahasa arab dan lain sebagainya.
Seusai
SMP, aku memutuskan untuk melanjutkan sekolah di luar pulau, tepatnya di
Yogyakarta yang terkenal sebagai ‘Kota Pelajar’. Aku memilih melanjutkan
pendidikanku di pesantren berdasar kepada rasa penasaranku akan Islam. Selama
di pesantren, cakrawalaku akan Islam semakin meluas. Informasi kudapatkan dari
berbagai macam penjuru, mulai dari dalam kelas, diskusi denagn teman, studi
pustaka, mengamati perilaku orang lain dan banyak lagi. Setelah lama
menjalaninya dan mendapati ilmunya, aku pun semakin sadar bahwa agama Isalm
adalah agama yang benar dan aku harus bersyukur karena telah dilahirkan sebagai
muslim.
Alasan
pertama yang membuatku bangga menjadi sorang muslim adalah seluruh
aktivitas/kegiatan kita itu bernilai ibadah jika kita melakukannya dengan
sepenuh hati untuk mendapatkan ridho Allah SWT. Bernafas pun bisa bernilai
ibadah. Makan, minum, berjalan, belajar semuanya bisa bernilai ibadah. Kita
tahu bahwa balasan dari ibadah adalah pahala. Oleh karena itu, ketika kita
melakukan aktivitas secara ikhlas, maka itu akan bernilai ibadah di mata Allah
dan kita pun mendapatkan pahala. Luar biasa,
bukan? Agama mana yang bisa menjadikan aktivitas di dunia sebagai
ibadah? Tidak ada, melainkan Islam.
Islam
juga agama yang membawa manfaat bagi umatnya dalam keadaan apapun. Ketika kita
dalam keadaan sulit, maka kita sebagai muslim lantas bersabar akannya dan
mencari jalan keluar untuk mengakhirinya. Hal ini kan luar biasa. Ketika kita
bersabar, maka sebenarnya kita sedang menjernihkan pikiran dan mencoba untuk
introspeksi diri. Tidak hanya sabar secara ‘pasrah’, tetapi sabar yang benar
adalah menerima dan mencari solusi. Ketika mencari solusi, kita ditempa untuk
kreatif dan mandiri.
Dalam
keadaan sakit, pun kita bisa memperoleh berkah yang luar biasa. Jika kita
senantiasa bersabar dalam menghadapi sakit tersebut dan berusaha untuk sembuh,
maka sakit yang kita rasakan tersebut bisa menghilangkan dosa-dosa kita sedikit
demi sedikit. Allah Maha Adil, ya? Sakit pun memberikan kenikmatan yang indah
bagi kita, kan? Agama mana yang seinda Islam?
Saat
kita dalam keadaan senang bahagia pun kita bisa mengambil manfaat darinya. Kita
akan bersyukur akan kesenangan yang sedang telah kita rasakan. Ketika
bersyukur, kita sedang dilatih untuk tidak menganggap diri sombong dan belajar
rasa terima kasih kepada orang lain. Selain berterima kasih, kita juga wajib
untuk menyalurkannya dalam kebaikan. Jika kita menyalurkannya dalam kejahatan,
maka kita telah menyia-nyiakan nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT.
Diberikan nimat malah menyia-nyiakan, rugi bukan? Tetapi jika kita
memanfaatkannya dengan baik, maka kita akan memperoleh kenikmatan ganda.
Sempurna sekali Islam, bukan?
Agama
Islam juga merupakan satu-satunya agama yang menghormati hak-hak kaum wanita.
Ketika orang-orang sibuk dengan emansipasi wanita, maka Islam telah
mengajarkannya kepada kita sejak dahulu melalui para Nabi dan Rasulnya. Islam
begitu menghormati wanita, sampai-sampai dalam al-Qur’an sendiri, terdapat satu
surat khusus yang bernama ‘an-Nisa’’ yang berarti perempuan-perempuan. Ini kan
bentuk kemuliaan wanita yang harus dijaga dan dihormati sesuai dengan yang
Islam ajarkan kepada kita.
Dalam
hal syariat, Islam juga telah mengajarkan wanita untuk menutup auratnya dan
tidak mengumbarnya di depan umum, kecuali kepada mahromnya (suami). Secara
psikologis, syariat ini membuat harga diri dan derajat wanita itu sendiri tidak
dipandang rendah oleh laki-laki. Karena memang banyak laki-laki yang memandang
rendah perempuan denagn menjustifikasi semua perempuan itu ‘murah’ karena
penampilannya yang sembrono. Padahal, jikalau wanita-wanita menjalankan syariat
Islam ini, maka aura kewibawaan mereka sebagai seorang wanita yang seutuhnya
akan tercermin.
Faktanya,
banayknya kasus pemerkosaan dan pelecehan seksual terhadap kaum hawa disebabkan
oleh perilaku dan penampilan wanita itu sendiri yang secara tidak langsung
‘memberikan’ dirinya kepada laki-laki. Mereka sengaja mengenakan pakaian ketat
dan pendek yang membuat mereka mereka merasa lebih ‘seksi’ katanya. Padahal
jika mereka mengetahui dampaknya, mereka sedang menjatuhkan harga diri mereka
di depan laki-laki. Ketika mereka berusaha untuk menjaga diri mereka dengan
cara menutup aurat mereka, maka Allah pasti akan menjaga diri mereka juga.
Islam
juga mengajarkan kepada kita untuk mendahulukan ibu daripada ayah. Ibu adalah
seorang wanita. Tentu kita bertanya, kenapa harus ibu? Jawabannya adalah karena
memang ibulah yang secara langsung merawat kita dan merasakan sakit jika kita
terluka atau menyakitinya, karena memang perasaan wanit atiu lebih sensitif
daripada laki-laki. Ini adalah bentuk penghormatan Islam kepada wanita yang
lebih tinggi. Subhanallah, ternyata Islam menghormati wanita dengan sangat
santun.
Selain
itu, islam merupakan agama yang selaras dengan perkembangan zaman manusia.
Islam bukan agama yang cocok bagi masyarakat pedalaman kuno, tetapi bagi
masyarakat berperadaban tinggi. Hal ini bisa silihat dari seluruh hal dalam
Islam yang bisa hidup berdampingan denagn zaman. Misalnya dalam menentukan
hukum, Islam selalu bersandar kepada al-Qur’an dan as-Sunnah yang telah ada
sejak ratusan tahun dahulu, namun penerapannya pada masa kini selalu saja
sinkron. Ini membuktikan bahwa Islam itu adalah agama sepanjang zaman bagi
seluruh umat manusia.
Memang,
untuk dapat menimbulkan perasaan bangga akan Islam, kita harus mempelajarinya
dan mendalaminya, karena dengan mendalaminya kita baru akan menemukan keindahan
hidup beragama Islam. Tetapi jika kita hanya menjadikannay sebagai agama
formalitas, maka kita akan hidup tanpa dinamika keindahan Islam. Maka wajar
jika non-muslim selalu menentang Islam. Hal ini karena mereka tidak paham akan
Islam itu sendiri. Oleh karena itu, marilah kita bersama-sama semakin
memperdalam dan mempelajari Islam dalam kehidupan kita sehari-hari, agar Islam
yang telah ada dalam diri kita bisa bermanfaat bagi diri kita secara totalitas.
Hal
di atas hanya beberapa hal yang membuat saya bangga menjadi seorang muslim.
Kalau saya sebutkan kesemuanya, maka 7 jilid buku Harry Potter tidak akan cukup menampungnya, karena memang banyak
sekali keindahan Islam yang patut kita banggakan. Allahu Akbar!
0 komentar:
Posting Komentar