Sabtu, 29 Juni 2013

Liburan menjadi Ahlul Ma'had

Seperti biasa, ujian kenaikan kelas telah dilewati maka yang selanjutnya ditunggu-tunggu adalah penerimaan rapot dan liburan kenaikan kelas. Sekolah ku, Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta, memang sedikit unik. Unik karena waktu pelaksanaan ujian adalah yang terlama ketimbang sekolah lain, mulai lebih awal, selesai lebih akhir, sekitar 2 mingguan. Lama, kan? Hahaha. Selain itu, sekolah ku ini juga libur sebelum pembagian rapot, sebenarnya teman-teman meliburkan diri. Jadi, yang datang ambil rapot pun tidak begitu banyak. Lucu memang, di kala siswa sekolah lain antusias datang ke sekolah saat pengambilan rapot, maka sekolah ku ini bertolak belakang. Mending pulang daripada mengambil rapot, begitu alasan teman-teman ku.


Oh ya, aku belum memperkenalkan diri. Namaku Abiyyu Fathin Derian. Aku lahir pada hari Jumat tanggal 30 Agustus 1996 di Kota Medan tercinta sebagai anak sulung dari 5 bersaudara dari pasangan yang harmonis, yakni seorang lelaki tangguh yang berwawasan luas, Nofril, S.H. dan seorang perempuan yang berjiwa keibuan, Dwi Murce Suarni, S.H. sebagai anak sulung, aku memiliki tanggungjawab yang luar biasa besar, ditambah adik-adikku yang perempuan semua.

Ketika lulus SMP di kotaku tercinta, aku memutuskan untuk melanjutkan studi di luar Sumatera, tepatnya di Yogyakarta yang kata orang merupakan pusatnya ilmu pengetahuan. Di Yogyakarta, aku masuk ke sebuah sekolah dengan sistem pondoh pesantren, lebih tepatnya asrama, dengan fokus pengembangan diri dan penyiapan kader. Ya, sekolahku merupakan sekolah kader persyarikatan yang didirikan langsung oleh K.H.A. Dahlan ketika awal-awal mendirikan Muhammadiyah dahulu. Di sekolah inilah aku menuliskan tinta sejarah perjalanan pendidikan formalku. Teman-temanku pun berasal dari berbagai penjuru daerah di Indonesia, ada yang dari Kalimantan, Sulawesi, Papua, Bali, Sumatera dan Jawa tentunya.

Ya, seperti yang aku bilang di awal, kalau murid-murid, teman-teman, sekolahku ini lebih memilih pulang daripada 'mengorbankan' waktu sehari guna mengambil rapot di Madrasah. Bagaimana tidak, kebanyakan dari mereka bukan asli Yogyakarta, sehingga mereka selalu melakukan mudik tiap ada libur yang lumayan panjang. Karena mereka sudah pulang sebelum pembagian rapot, maka mereka malas kembali ke Yogyakarta untuk mengambil rapot mereka. Akhirnya, yang mengambil rapot di madrasah tidak banyak, kebanyakan adalah mereka yang tinggal di Jawa, terutama di Yogyakarta, dan yang tidak melakukan mudik ke kampungnya, dengan berbagai macam alasan, jauh, persiapan lomba, bosan di rumah dan sebagainya. Salah satunya adalah aku.

Selain rumahku yang jauh, di Medan, aku juga sedang mempersiapkan lomba penelitian yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Nasional, yaitu Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) bersama kedua temanku, yakni Afrizal dan Tafid, namun mereka berdua pulang ke rumahnya, yang memang dekat, di Jawa Tengah. Penelitian ku ini berbasis IT yang membahas masalah calon legislatif (caleg) di Yogyakarta, sehingga aku tidak bisa pulang seperti adikku yang pulang ke Medan.

Bersama kedua orang teman sekelasku, Ahmad dan Riswanda, kami berevolusi menjadi penghuni tetap asrama, atau disebut Ahlul Ma'had'. Mereka berdua berasal dari Kalimantan dan tidak mudik juga. Kami merupakan penghuni tetap dan konsisten. Liburan kenaikan kelas kami pun diisi dengan kebingungan dan kegalauan karena tidak memiliki aktivitas yang tetap dan bermutu. Kegalauan ini kami rasakan setiap hari sesaat setelah matahari sukses menampakkan sinarnya di bumi.

Biasanya, Riswanda memainkan notebook-nya di kamar dan sejurus kemudian asyik berchatting ria. Aku dan Ahmad biasanya pergi ke tempat rental Playstation (PS) di dekat Madrasah, yang bernama Bu M. Hahaha, lucu kalau dipikir-pikir, karena kami sangat sering sekali mengunjungi Bu M dikarenakan kebingungan dan kebosanan yang melanda. Sesekali kami pergi ke Gramedia atau menonton film di bioskop. Keren, ya? Meskipun kere, kai tetap berusaha terlihat keren dan mewahh. Hahahaha. Makan aja kami lebih sering di luar. Warung di depan asrama pun menjadi pilihan utama, karena selain dekat, warung itu juga menyediakan makanan kesukaan, terpaksa suka, kami, yaitu Nasi Telor yang menawan. Dengan nasi ditambah telor dadar yang memikat plus lalapan (sayur-mayur) dan sambalnya yang begitu menggoda, sukses membuat perut dan nafsu makan kami terpenuhi. Jika tidak, kami biasanya juga makan makanan yang disediakan oleh Madrasah, yang dimasak oleh ibu dapur setiap hari. Hmmm, yummi. Hahaha.

Selain itu, ngenet jugamenjadi salah satu andalan kegiatan liburan kami kali ini. Meskipun Riswanda membawa laptop, namun tak jarang pula ia menghabiskan waktu liburannya dengan ngenet di warung internet dekat asrama, lumayan jauh sih, yang bernama 'QTa'. bahkan, ia tidak pernah ngenet kurang dari 3 jam, haha, benar kan? Ngaku deh. Hehehehe. Aku dan Ahmad pun tak jauh berbeda. Kami juga menghabiskan waktu di QTa hingga 3 jam lebih. Kami pernah ngenet hingga ja setengah 2 pagi buta. Hehehe. Ya, begitulah kegiatan orang-orang Forever Alone (FA). Hahaha. Walaupun begitu, kami sangat menikmati status kami sebagai Ahlul Ma'had di asrama 10. You want to try? Hahaha

Salam Kami,

          Ttd       

Ahlul Ma'had

0 komentar:

Posting Komentar