Selasa, 06 Mei 2014

Wisata Akhir Tahun yang Menggelorakan dalam Forum Pelajar Indonesia 5

Hijau peserta FOR 5

Tanggal 18-22 Desember 2013 mungkin menjadi kado penutup akhir tahun bagi saya karena saya berkesempatan mengikuti Forum Pelajar Indonesia (FOR) 5 yang diselenggarakan oleh Indonesia Student and Youth Forum (ISYF), sebuah lembaga yang memusatkan kegiatannya dalam pemberdayaan pelajar dan pemuda, di Jakarta. Acara ini diikuti oleh 256 pelajar terpilih se-Indonesia dari jumlah pendaftar 1031 pelajar, termasuk saya,  yang diseleksi dengan mengirimkan persyaratan berupa pengisian formulir, pembuatan video singkat tentang ekspresi kecintaan terhadap Indonesia dan penulisan esai tentang program dan cita-cita terhadap bangsa Indonesia. Tema yang diusung dalam FOR tahun ini adalah “Ayo Kreatif demi Indonesia”, dengan harapan para pelajar dapat mengeluarkan kreativitasnya demi memajukan Indonesia.

Narsis di awal persuaan
Saya mewakili delegasi DIY bersama sembilan teman saya yang tersebar dari 4 sekolah se-DIY, yakni MA Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta, MA Mu’allimaat Yogyakarta, SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta dan SMAN 2 Bantul. Sebenarnya kami bersebelas, namun satu diantara kami mengundurkan diri karena ingin fokus ujian. Tahun ini, delegasi DIY mengalami peningkatan perwakilan dibandingkan tahun 2012, yakni 6 pelajar. Persiapan yang kami lakukan sebelum berangkat ke Jakarta sangat banyak, mulai dari pengecekan administrasi, koordinasi antarsesama dan latihan cultural performance seminggu tiga kali, dan itu dilakukan selama masa Ujian Akhir Sekolah (UAS) di Taman Budaya Yogyakarta (TBY). Tidak terbayang bagaimana letihnya. Memang dalam FOR 5, setiap provinsi wajib menampilkan penampilan kebudayaan daerahnya masing-masing.

Ketika keberangkatan, kami membagi menjadi 2 kloter, yakni kloter pertama tanggal 16 sore menggunakan travel (7 pelajar) dan kloter kedua tanggal 17 sore menggunakan kereta api (3 pelajar) karena sebagian masih melaksanakan UAS. Akhirnya kami berkumpul kembali pada tanggal 18 Desember subuh di Wisma Ragunan, Jakarta, tempat stay peserta selama acara. Setelah itu, kami langsung berkenalan dengan para peserta lain yang memang kebanyakan berasal dari luar Pulau Jawa sehingga datang beberapa hari sebelum acara dimulai. Mereka ada yang dari Bengkulu, Sumatera Barat, Kalimantan Timur dan masih banyak lagi. Benar-benar berasa Bhinneka Tunggal Ika.

Registrasi dibuka tanggal 18 Desember 2013 pukul 07.00-09.00 WIB, setelah itu peserta disuruh untuk bersiap-siap guna mengikuti pembukaan di gedung Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (KEMENPAREKRAFT) dan Talkshow serta Gala Dinner. Sebelum keberangkatan, kami mengikuti pengarahan dari Kang Fajar Kurniawan, Ketua ISYF dan Kak Fikri, ketua panitia FOR 5. Kami dibagi ke dalam 5 bus, saya masuk di Bus 1. Perjalanan melintasi kota Jakarta yang dibingkai dengan gedung-gedung pencakar langit kami isi dengan perkenalan dan beberapa games dari kami sendiri. Cukup sederhana tetapi sangat bermakna. Jadi rindu masa-masa ini. Hehe.

Senam di Monas
Setibanya di Gedung Kemenparekraft, kami disuruh masuk ke dalam gedung Sapta Pesona. Di dalam gesung inilah FOR 5 dibuka oleh Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (MENKOKESRA) RI yang diwakili oleh Direktur Jenderal bidang Pariwisata KEMENKOKESRA. Beliau menumpukan harapan kepada para pelajar di negeri ini sebagai generasi pembaharu RI. Tidak hanya itu, acara pembukaan juga disuguhi oleh penampilan tari dari Grup Tari UNJ, paduan suara oleh siswa-siswi SMAN 3 Sukabumi dan penampilan drama oleh Teater JEBEW. Seusai pembukaan, kami semua mengikuti Talkshow yang diisi oleh Pejabat dari Kemenparekraft. Ketika sesi tanya-jawab, hampir seluruh peserta mengacungkan tangan, termasuk saya. Sayangnya saya tidak dipilih. Selepas talkshow, kami dihidangkan makan malam. Istimewa banget seh pokoknya.

Sepulang dari gedung Kemenparekraft, kami semua kembali ke Wisma Ragunan untuk melakukan Focus Group Discussion (FGD). Di perjalanan menuju wisma, mayoritas dari kami tidur di dalam bus, dan itu memang disunahkan oleh kakak Volunteer, tenaga sukarela yang merupakan alumni FOR 1-4. Yang kerennya lagi dari acara FOR adalah setiap perjalanan selalu dikawal polisi. Alhasil, saya merasakan 2 hal istimewa, yakni pertama serasa seperti pejabat penting negara. Kedua, perjalanan bebas macet. Hehe. Setibanya di wisma, kami lansung melakukan FGD tentang Merah Putih Gaya Gue (MPGG), yaitu aksi sederhana yang menunjukkan kecintaan kita terhadap bangsa. Setelah selesai, kami semua kembali ke kamar masing-masing untuk tidur. Hari pertama pun selesai.

Berkunjung ke Allianz
Hari kedua kami beragkat pukul 04.45 WIB karena ada jadwal senam bareng Dahlan Iskan di pelataran Monas. Sesampainya di Monas, kami mengikuti senam bersama bapak-bapak dan ibu-ibu yang sudah cukup berumur yang dikomandoi oleh Pak Dahlan Iskan sendiri. Gerakan yang lucu membuat kami tertawa dan berteriak selama senam. Setelah sesi foto bersama, kami langsung meluncur menuju Allianz Building untuk mengikuti agenda hari kedua, yakni Workshop tentang My Finance Coach plus jamuan makan siang. Di sana kami diajari cara berinvestasi sebagai bekal di masa mendatang.

Menko Koperasi dan UKM
Layaknya pejabat banyak acara, kami meninggalkan Allianz dan langsung menuju ke Gedung Jamsostek untuk mengikuti Meet the CEO. Di Jamsostek, kami mendapatkan pengetahuan tentang pergantian PT.Jamsostek menjadi BPJS yang nantinya akan menjadi payung bagi seluruh tenaga kerja, baik formal maupun informal, di seluruh Indonesia. Selesai foto bersama, kami meluncur ke Dapur Sunda Resto untuk makan malam plus diskusi bersama kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Tidak hanya itu, di sana kami juga berdialog dengan Menteri Koperasi dan UKM. Pada sesi tanya-jawab, saya mendapatkan kesempatan untuk bertanya. Malamnya, kami kembali ke wisma untuk melanjutkan FGD MPGG di daerah masing-masing. Setelah itu, kami semua ke kamar masing-masing untuk beristirahat guna melanjutkan hari ketiga.

Hari ketiga kami dijadwalkan mengunjungi PT. Coca-Cola Amatil dan PT. Microsoft Indonesia. Kami berangkat dengan dibagi 2 kelompok, yakni Bus 1-3 bertemu PT. Coca-Cola Amatil, sedangkan Bus 4-5 mengunjungi PT. Microsoft Indonesia. Kebetulan saya kebagian bertemu PT. Coca-Cola Amatil di Blok M Plaza. Kami tidak jadi mengunjungi pabrik pembuatan Coca-Cola karena terjadi demo buruh di PT. Coca-Cola Amatil yang mengakibatkan direkturnya mengalami luka-luka. Oleh karena itu kunjungan dialihkan ke Blok M Plaza dalam bentuk dialog dengan Kak Army, bagian pemasaran. Di sana kami diberitahu proses pembuatan, sejarah Coca-Cola Amatil dan cara pemasaran.

Puas berdialog dengan PT. Coca-Cola Amatil, perjalanan dilanjutkan ke @america di Pacific Place di daerah Soedirman Central Bussiness District (SCBD). Pengamanan di sana sangat ketat, tas tidak boleh masuk, yang boleh masuk hanya alat tulis, HP dan kamera. Selain itu, kami juga disinari sinar-x. Benar-benar ketat.  Di sana kami dapat meminjam iPad gratis dengan cara memberikan kartu pelajar. Enak, bukan?

Riuh di @america
Di @america, kami diagendakan untuk berdialog dengan Edward Dunn dari kedutaan besar Amerika untuk Indonesia dengan tema “I want to be a Diplomate”. Para peserta sangat antusias ketika menyimak pemaparan dari Edward dan ketika sesi tanya-jawab. Ternyata banyak di antara para peserta yang ingin menjadi duta besar. Semoga tercapai, amin. Dialog dilanjutkan dengan tema “Strategi Meraih Beasiswa di Amerika” oleh alumni penerima beasiswa di Amerika. Beliau mengatakan ada banyak hal penting yang dapat mempermudah kita untuk mendapatkan beasiswa, salah satunya adalah berorganisasi.

Puas bertanya dan bermain iPad, kami meluncur ke wisma untuk melakukan FGD terakhir tentang aksi bersama dan persiapan cultural performance. DIY, Jateng dan Jatim digabung menjadi satu dalam melakukan aksi, yakni aksi Buku Ajaib. Buku Ajaib merupakan aksi pengumpulan buku untuk meningkatkan minat baca masyarakat yang rendah. Kemudian, pada tanggal 17 Agustus 2014, seluruh alumni FOR 5 di seluruh Indonesia akan melakukan aksi Sejuta Koper (Koin Pelajar) untuk Indonesia secara serempak. Nantinya, koin itu akan disalurkan ke sekolah-sekolah yang kurang memadai.

Hari terakhir
Hari keempat pun tiba. Kami semua memakai pakaian adat di loby Blok M Plaza. Di loby tersebut nantinya akan diadakan Festival Seni dan Kuliner Nusantara. Kuliner yang tersedia merupakan makanan khas daerah masing-masing yang dibawa dari tiap provinsi. Di panggung tengah, para peserta yang dibalut pakaian adat menampilkan cultural performance-nya masing-masing. Acara berlangsung dari pukul 09.00-22.00 WIB. Tak jarang tepuk tangan para pengunjung Blok M Plaza terdengar tatkala para peserta melakukan gerakan indah dari penampilannya. Delegasi DIY, pun tak kalah meriah dengan menampilkan sebuah opera yang menceritakan pemuda Indonesia yang tergerus globalisasi, namun masih dapat memepertahankan kebudayaannya dengan nama “Opera Van Yogya (OVY). Seusai cultural performance, kami mendapatkan kesempatan menonton film Soekarno gratis yang dihadiri langsung oleh Hanum Bramantyo. Pukul 00.00 film baru selesai dan kami langsung menuju ke wisma untuk beristirahat. Letih sekali.

ARB di Blok M Plaza
Hari kelima adalah hari yang sangat tidak dinantikan oleh para peserta karena itu artinya setelah itu kami akan berpisah. Acara penutupan dilangsungkan di Blok M Plaza yang diawali dengan dialog dengan Abu Rizal Bakrie (ARB) tentang Nasionalisme. Selepas berdialog, acara yang tidak diharapkan tiba. Dimulailah acara penutupan yang ditandai dengan sambutan dari Ketua Panitia. Seketika seusai memberikan sambutan, sontak banyak para peserta yang meneteskan air mata tak kuasa menahan sedih lantaran harus berpisah, begitupun denganku. Hari terakhir juga semakin mengakrabkan kami yang ditandai dengan meminta nomor hanphone atau sosial media antarpeserta.

Sedih-sedihan itu pun berlanjut sampai di wisma. Sebelum benar-benar berpisah, kami melakukan tukar kado yang memang sudah dipersiapkan sejak awal. Kado yang diberikan bebas kepada siapa saja dengan syarat bukan satu provinsi dan satu orang maksimal menerima satu kado. Aku memberikan kado kepada teman akrabku selama di sana, Tunggul dari Jawa Tengah. Dia pun memberikan kadonya kepadaku. Kado itulah tanda terakhir yang kubawa pulang seusai acara FOR 5 di Jakarta. Saya menantikan FOR 6 tahun 2014. Ayo Kreatif demi Indonesia.

1 komentar: