Rabu, 20 Agustus 2014

PPSMB, Asyik!

Manjadi mahasiswa merupakan salah satu kebanggaan tersendiri bagi kebanyakan kawula muda. Selain karena udah melepas seragam (yang artinya bebas, ciee yang bebas, hahaha... ), mereka juga udah menekuni ilmu sesuai dengan keinginan mereka masing-masing. Namun, sebelum mencapai itu semua, seorang mahasiswa baru (maba) harus melewati suatu proses yang namanya ospek (orientasi studi dan pengenalan kampus), MAU TIDAK MAU!, HAHAHA *tertawa sinis..

Di mata sebagian besar maba, kata 'ospek' adalah sesuatu yang menyeramkan karena ospek identik dengan perpeloncoan, senioritas, pengkerdilan posisi di depan umum, bullying, dan lain sebagainya. Mereka disuruh memakai dan melakukan hal-hal aneh yang bahkan di luar batas kewajaran. bahkan di beberapa perguruan tinggi, kegiatan ospek ini sering membawa korban, baik luka-luka maupun meninggal, ih... serem banget ya teman-teman. Tentu saja ini semakin menambah ketakutan para maba.

Tidak hanya maba, sebagai aktor, yang merasa ketakutan, tetapi orang tua maba juga merasakan ketakutan, bahkan melebihi ketakutan si maba sendiri. Orang tua merasa cemas dan was-was anaknya dalam keadaan baik-baik saja. Bahkan, beberapa di antara orang tua tersebut, mereka menunggui anaknya di kampus selama ospek berlangsung. Akhirnya, kegiatan ospek menjadi suatu momok bagi maba dan mendapatkan kesan negatif bagi orang tua maba (ane setuju bu,,, Lho? Lho?).

Sebagai universitas terbaik di Indonesia, Universitas Gadjah Mada (UGM) menjawab permasalahan ospek di atas dengan meluncurkan sebuah kegiatan yang bernama Pelatihan Pembelajar Sukses Mahasiswa Baru (PPSMB). Kegiatan ini adalah bentuk revolusi dari kegiatan ospek yang selama ini berkonotasi buruk. Tidak seperti ospek lainnya, di kegiatan ini bisa dijamin deh sangat berbeda dengan ospek kebanyakan. Nggak bakalan ada bentak-bentak, hukuman fisik, hukuman tidak wajar, hukuman tidak etis, hukuman pancung, hukuman potong tangan, hukuman mati,.. eits-eits.. CUKUP! (kebablasan, wkwk).

Dan nggak hanya itu nih teman-teman, PPSMB itu adalah ajang untuk mempersiapkan sumberdaya manusia dengan menjadikan mahasiswa baru menjadi pembelajar yang sukses, unggul, cerdas, dan profesional di bidangnya, serta mampu bersaing dalam percaturan global. Wah, keren banget ya teman-teman, selain memperkenalkan lingkungan kampus, ternyata PPSMB juga merupakan kegiatan bermanfaat untuk si maba sendiri. Sukses deh PPSMB! PPSMB!, GOOD...   PPSMB!, GOOD...   PPSMB!, GOOD... :D

Ya, acara yang diramal bakal lebih seru ketimbang Indonesian Idol ini bakal diselenggarakan pada tanggal 18-24 Agustus 2014. Seluruh peserta adalah Gamada (Gadjah Mada Muda, sebutan bagi maba UGM) angkatan 2014 dari seluruh jalur, baik SNMPTN, SBMPTN, UTUL maupun PBU. Mereka semua adalah maba-maba terpilih dari puluhan ribu cama (calon mahasiswa) yang mencoba masuk ke UGM. Selamat deh buat teman-teman Gamada, hehehe... :D

Uniknya lagi teman-teman, dengan acara PPSMB ini juga, para maba saling mengenal, bahkan sampai-sampai ada yang cinlok (cinta loker, haha, bukan-bukan, cinta lokasi, kok, hehehe Viss... :D). Ini semua adalah kelebihan PPSMB dibandingkan dengan ospek. Dengan PPSMB, kita kayak udah ngerasa jadi mahasiswa beneran karena kita didewasakan, tidak dikucilkan, bahkan dihargai. Beda banget sama ospek yang sangat menuhankan senioritas. Makanya, gak heran kalau pada perjalanannya, UGM meraih prredikat sebagai Universitas Terbaik di Indonesia. Ini semua karena kemajuan berpikir mahasiswa UGM yang sejak awal sudah diajak berkegiatan secara dewasa. Salut deh sama UGM, hehehe, UGM!, GOOD...   UGM!, GOOD...   UGM!, GOOD..., hahaha

Dari semua uraian sistematif dan kolaboratif di atas, cieeh, bahasanya nggak nahan, broooo, hahaha... :p, PPSMB adalah kegiatan yang sangat menguntungkan dan mengasyikkan. Kalian bakal rugi kalau gak ikut PPSMB. Bagi Gamada, tentu enak udah bisa ikut PPSMB, kelewatan banget yang gak ikut... :@. Tetapi, bagi cama, maka ayo buruan masuk UGM. UGM ada 18 fakultas lho, universitas dengan jumlah fakultas terbesar se-Indonesia. Makanya gak udah takut gak kebagian tempat. Asal kalian berlajar sungguh-sungguh dan berdoa, maka Insya Allah, kalian menjadi Gamada, AMIIIINN, dan bisa ikut PPSMB, :)


Ospek, Siapa takut?

Manjadi mahasiswa merupakan salah satu kebanggaan tersendiri bagi kebanyakan kawula muda. Selain karena udah melepas seragam (yang artinya bebas, ciee yang bebas, hahaha... ), mereka juga udah menekuni ilmu sesuai dengan keinginan mereka masing-masing. Namun, sebelum mencapai itu semua, seorang mahasiswa baru (maba) harus melewati suatu proses yang namanya ospek (orientasi studi dan pengenalan kampus), MAU TIDAK MAU!, HAHAHA *tertawa sinis...

Selasa, 06 Mei 2014

Wisata Akhir Tahun yang Menggelorakan dalam Forum Pelajar Indonesia 5

Hijau peserta FOR 5

Tanggal 18-22 Desember 2013 mungkin menjadi kado penutup akhir tahun bagi saya karena saya berkesempatan mengikuti Forum Pelajar Indonesia (FOR) 5 yang diselenggarakan oleh Indonesia Student and Youth Forum (ISYF), sebuah lembaga yang memusatkan kegiatannya dalam pemberdayaan pelajar dan pemuda, di Jakarta. Acara ini diikuti oleh 256 pelajar terpilih se-Indonesia dari jumlah pendaftar 1031 pelajar, termasuk saya,  yang diseleksi dengan mengirimkan persyaratan berupa pengisian formulir, pembuatan video singkat tentang ekspresi kecintaan terhadap Indonesia dan penulisan esai tentang program dan cita-cita terhadap bangsa Indonesia. Tema yang diusung dalam FOR tahun ini adalah “Ayo Kreatif demi Indonesia”, dengan harapan para pelajar dapat mengeluarkan kreativitasnya demi memajukan Indonesia.

Narsis di awal persuaan
Saya mewakili delegasi DIY bersama sembilan teman saya yang tersebar dari 4 sekolah se-DIY, yakni MA Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta, MA Mu’allimaat Yogyakarta, SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta dan SMAN 2 Bantul. Sebenarnya kami bersebelas, namun satu diantara kami mengundurkan diri karena ingin fokus ujian. Tahun ini, delegasi DIY mengalami peningkatan perwakilan dibandingkan tahun 2012, yakni 6 pelajar. Persiapan yang kami lakukan sebelum berangkat ke Jakarta sangat banyak, mulai dari pengecekan administrasi, koordinasi antarsesama dan latihan cultural performance seminggu tiga kali, dan itu dilakukan selama masa Ujian Akhir Sekolah (UAS) di Taman Budaya Yogyakarta (TBY). Tidak terbayang bagaimana letihnya. Memang dalam FOR 5, setiap provinsi wajib menampilkan penampilan kebudayaan daerahnya masing-masing.

Ketika keberangkatan, kami membagi menjadi 2 kloter, yakni kloter pertama tanggal 16 sore menggunakan travel (7 pelajar) dan kloter kedua tanggal 17 sore menggunakan kereta api (3 pelajar) karena sebagian masih melaksanakan UAS. Akhirnya kami berkumpul kembali pada tanggal 18 Desember subuh di Wisma Ragunan, Jakarta, tempat stay peserta selama acara. Setelah itu, kami langsung berkenalan dengan para peserta lain yang memang kebanyakan berasal dari luar Pulau Jawa sehingga datang beberapa hari sebelum acara dimulai. Mereka ada yang dari Bengkulu, Sumatera Barat, Kalimantan Timur dan masih banyak lagi. Benar-benar berasa Bhinneka Tunggal Ika.

Registrasi dibuka tanggal 18 Desember 2013 pukul 07.00-09.00 WIB, setelah itu peserta disuruh untuk bersiap-siap guna mengikuti pembukaan di gedung Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (KEMENPAREKRAFT) dan Talkshow serta Gala Dinner. Sebelum keberangkatan, kami mengikuti pengarahan dari Kang Fajar Kurniawan, Ketua ISYF dan Kak Fikri, ketua panitia FOR 5. Kami dibagi ke dalam 5 bus, saya masuk di Bus 1. Perjalanan melintasi kota Jakarta yang dibingkai dengan gedung-gedung pencakar langit kami isi dengan perkenalan dan beberapa games dari kami sendiri. Cukup sederhana tetapi sangat bermakna. Jadi rindu masa-masa ini. Hehe.

Senam di Monas
Setibanya di Gedung Kemenparekraft, kami disuruh masuk ke dalam gedung Sapta Pesona. Di dalam gesung inilah FOR 5 dibuka oleh Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (MENKOKESRA) RI yang diwakili oleh Direktur Jenderal bidang Pariwisata KEMENKOKESRA. Beliau menumpukan harapan kepada para pelajar di negeri ini sebagai generasi pembaharu RI. Tidak hanya itu, acara pembukaan juga disuguhi oleh penampilan tari dari Grup Tari UNJ, paduan suara oleh siswa-siswi SMAN 3 Sukabumi dan penampilan drama oleh Teater JEBEW. Seusai pembukaan, kami semua mengikuti Talkshow yang diisi oleh Pejabat dari Kemenparekraft. Ketika sesi tanya-jawab, hampir seluruh peserta mengacungkan tangan, termasuk saya. Sayangnya saya tidak dipilih. Selepas talkshow, kami dihidangkan makan malam. Istimewa banget seh pokoknya.

Sepulang dari gedung Kemenparekraft, kami semua kembali ke Wisma Ragunan untuk melakukan Focus Group Discussion (FGD). Di perjalanan menuju wisma, mayoritas dari kami tidur di dalam bus, dan itu memang disunahkan oleh kakak Volunteer, tenaga sukarela yang merupakan alumni FOR 1-4. Yang kerennya lagi dari acara FOR adalah setiap perjalanan selalu dikawal polisi. Alhasil, saya merasakan 2 hal istimewa, yakni pertama serasa seperti pejabat penting negara. Kedua, perjalanan bebas macet. Hehe. Setibanya di wisma, kami lansung melakukan FGD tentang Merah Putih Gaya Gue (MPGG), yaitu aksi sederhana yang menunjukkan kecintaan kita terhadap bangsa. Setelah selesai, kami semua kembali ke kamar masing-masing untuk tidur. Hari pertama pun selesai.

Berkunjung ke Allianz
Hari kedua kami beragkat pukul 04.45 WIB karena ada jadwal senam bareng Dahlan Iskan di pelataran Monas. Sesampainya di Monas, kami mengikuti senam bersama bapak-bapak dan ibu-ibu yang sudah cukup berumur yang dikomandoi oleh Pak Dahlan Iskan sendiri. Gerakan yang lucu membuat kami tertawa dan berteriak selama senam. Setelah sesi foto bersama, kami langsung meluncur menuju Allianz Building untuk mengikuti agenda hari kedua, yakni Workshop tentang My Finance Coach plus jamuan makan siang. Di sana kami diajari cara berinvestasi sebagai bekal di masa mendatang.

Menko Koperasi dan UKM
Layaknya pejabat banyak acara, kami meninggalkan Allianz dan langsung menuju ke Gedung Jamsostek untuk mengikuti Meet the CEO. Di Jamsostek, kami mendapatkan pengetahuan tentang pergantian PT.Jamsostek menjadi BPJS yang nantinya akan menjadi payung bagi seluruh tenaga kerja, baik formal maupun informal, di seluruh Indonesia. Selesai foto bersama, kami meluncur ke Dapur Sunda Resto untuk makan malam plus diskusi bersama kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Tidak hanya itu, di sana kami juga berdialog dengan Menteri Koperasi dan UKM. Pada sesi tanya-jawab, saya mendapatkan kesempatan untuk bertanya. Malamnya, kami kembali ke wisma untuk melanjutkan FGD MPGG di daerah masing-masing. Setelah itu, kami semua ke kamar masing-masing untuk beristirahat guna melanjutkan hari ketiga.

Hari ketiga kami dijadwalkan mengunjungi PT. Coca-Cola Amatil dan PT. Microsoft Indonesia. Kami berangkat dengan dibagi 2 kelompok, yakni Bus 1-3 bertemu PT. Coca-Cola Amatil, sedangkan Bus 4-5 mengunjungi PT. Microsoft Indonesia. Kebetulan saya kebagian bertemu PT. Coca-Cola Amatil di Blok M Plaza. Kami tidak jadi mengunjungi pabrik pembuatan Coca-Cola karena terjadi demo buruh di PT. Coca-Cola Amatil yang mengakibatkan direkturnya mengalami luka-luka. Oleh karena itu kunjungan dialihkan ke Blok M Plaza dalam bentuk dialog dengan Kak Army, bagian pemasaran. Di sana kami diberitahu proses pembuatan, sejarah Coca-Cola Amatil dan cara pemasaran.

Puas berdialog dengan PT. Coca-Cola Amatil, perjalanan dilanjutkan ke @america di Pacific Place di daerah Soedirman Central Bussiness District (SCBD). Pengamanan di sana sangat ketat, tas tidak boleh masuk, yang boleh masuk hanya alat tulis, HP dan kamera. Selain itu, kami juga disinari sinar-x. Benar-benar ketat.  Di sana kami dapat meminjam iPad gratis dengan cara memberikan kartu pelajar. Enak, bukan?

Riuh di @america
Di @america, kami diagendakan untuk berdialog dengan Edward Dunn dari kedutaan besar Amerika untuk Indonesia dengan tema “I want to be a Diplomate”. Para peserta sangat antusias ketika menyimak pemaparan dari Edward dan ketika sesi tanya-jawab. Ternyata banyak di antara para peserta yang ingin menjadi duta besar. Semoga tercapai, amin. Dialog dilanjutkan dengan tema “Strategi Meraih Beasiswa di Amerika” oleh alumni penerima beasiswa di Amerika. Beliau mengatakan ada banyak hal penting yang dapat mempermudah kita untuk mendapatkan beasiswa, salah satunya adalah berorganisasi.

Puas bertanya dan bermain iPad, kami meluncur ke wisma untuk melakukan FGD terakhir tentang aksi bersama dan persiapan cultural performance. DIY, Jateng dan Jatim digabung menjadi satu dalam melakukan aksi, yakni aksi Buku Ajaib. Buku Ajaib merupakan aksi pengumpulan buku untuk meningkatkan minat baca masyarakat yang rendah. Kemudian, pada tanggal 17 Agustus 2014, seluruh alumni FOR 5 di seluruh Indonesia akan melakukan aksi Sejuta Koper (Koin Pelajar) untuk Indonesia secara serempak. Nantinya, koin itu akan disalurkan ke sekolah-sekolah yang kurang memadai.

Hari terakhir
Hari keempat pun tiba. Kami semua memakai pakaian adat di loby Blok M Plaza. Di loby tersebut nantinya akan diadakan Festival Seni dan Kuliner Nusantara. Kuliner yang tersedia merupakan makanan khas daerah masing-masing yang dibawa dari tiap provinsi. Di panggung tengah, para peserta yang dibalut pakaian adat menampilkan cultural performance-nya masing-masing. Acara berlangsung dari pukul 09.00-22.00 WIB. Tak jarang tepuk tangan para pengunjung Blok M Plaza terdengar tatkala para peserta melakukan gerakan indah dari penampilannya. Delegasi DIY, pun tak kalah meriah dengan menampilkan sebuah opera yang menceritakan pemuda Indonesia yang tergerus globalisasi, namun masih dapat memepertahankan kebudayaannya dengan nama “Opera Van Yogya (OVY). Seusai cultural performance, kami mendapatkan kesempatan menonton film Soekarno gratis yang dihadiri langsung oleh Hanum Bramantyo. Pukul 00.00 film baru selesai dan kami langsung menuju ke wisma untuk beristirahat. Letih sekali.

ARB di Blok M Plaza
Hari kelima adalah hari yang sangat tidak dinantikan oleh para peserta karena itu artinya setelah itu kami akan berpisah. Acara penutupan dilangsungkan di Blok M Plaza yang diawali dengan dialog dengan Abu Rizal Bakrie (ARB) tentang Nasionalisme. Selepas berdialog, acara yang tidak diharapkan tiba. Dimulailah acara penutupan yang ditandai dengan sambutan dari Ketua Panitia. Seketika seusai memberikan sambutan, sontak banyak para peserta yang meneteskan air mata tak kuasa menahan sedih lantaran harus berpisah, begitupun denganku. Hari terakhir juga semakin mengakrabkan kami yang ditandai dengan meminta nomor hanphone atau sosial media antarpeserta.

Sedih-sedihan itu pun berlanjut sampai di wisma. Sebelum benar-benar berpisah, kami melakukan tukar kado yang memang sudah dipersiapkan sejak awal. Kado yang diberikan bebas kepada siapa saja dengan syarat bukan satu provinsi dan satu orang maksimal menerima satu kado. Aku memberikan kado kepada teman akrabku selama di sana, Tunggul dari Jawa Tengah. Dia pun memberikan kadonya kepadaku. Kado itulah tanda terakhir yang kubawa pulang seusai acara FOR 5 di Jakarta. Saya menantikan FOR 6 tahun 2014. Ayo Kreatif demi Indonesia.

Hadapi SBMPTN dengan Lancar

Ujian Nasional telah berlalu. Saatnya tawakkal dan berdoa nih, sobat kuntum. Namun, perjuangan kita tak berakhir di situ. Apalagi bagi siswa-siswi kelas XII yang akan menjadi mahasiswa, ceilee.. Mereka masih harus memepersiapkan diri untuk masuk Perguruan Tinggi (PT) baik Negeri maupun Swasta. Bagi yang ingin PTN dan tidak lulus SNMPTN (jalur undangan), maka masih bisa ikut seleksi melalui SBMPTN (jalur tes) yang akan dilaksanankan tanggal 17 Juni 2014. Oleh karena itu berikut beberapa tips agar sukses SBMPTN, cekidot..

Darul Arqam Mu'allimin 2014 Dihujani Tokoh Bangsa


Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta mengadakan acara tahunan bagi kelas VI (kelas XII), yaitu Daarul Arqam (DA) 2014. DA tersebut berlangsung selama 4 hari, mulai dari Hari Jumat tanggal 18 April 2014 sampai hari Senin tanggal 21 April 2014 di Dharmais, Kulonprogo, DIY.

Acara tersebut diurus langsung oleh para alumni Mu’allimin dari tahun 2009-2010. “Kami ingin membuat acara kali ini berbeda. Biasanya acara DA berlangsung selama 3 hari, tapi kali ini 4 hari. Hal ini karena kita ingin menyiapkan kader-kader unggul yang akan berkiprah di masyarakat setelah menjadi alumni. Tahun ini juga kita mengundang beberapa tokoh bangsa seperti A. Syafii Ma’arif dan Busyro Muqoddas.” Ungkap Fahmi Firmansyah selaku ketua panitia.

Jumat, 18 April 2014

Membangun Indonesia dengan ASEAN Community 2015 Melalui Pendidikan


Sejak berdiri pada tanggal 7 Agustus 1967, ASEAN telah menjadi wadah bagi 10 negara anggotanya, yakni Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Laos, Kamboja, Brunei Darussalam, Vietnam dan Myanmar. Melalui ASEAN, telah banyak dibentuk dan dibuat bermacam komunitas dan perjanjian bilateral. Namun, hal itu belum mampu meningkatkan kesejahteraan masing-masing anggota. Hal ini dibuktikan dengan mayoritas dari negara anggota ASEAN masih menyandang predikat sebagai “Negara Dunia Ketiga”, kecuali Singapura.

8 Tips Mendapatkan Beasiswa ke Luar Negeri


Sekolah gratis? Siapa yang tidak mau. Apalagi kalau sekolah gratis di luar negeri. Wow, pasti pengen banget kan? Nah, untuk itu, berikut ini ada beberapa tips agar mendapatkan beasiswa ke luar negeri.

1.  Cari info sebanyak-banyaknya
Sobat kuntum, info-info beasiswa sebenarnya banyak banget. Mulai dari yang dalam negeri, sampai ke luar negeri. Cuma kadang kitanya aja yang malas nyarinya. Nah, makanya, kita harus rajin-rajin update info beasiswa.

Runtuhnya Hakikat Pendidikan di Indonesia


Pendidikan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia di manapun berada. Pendidikan dapat menentukan kualitas manusia dan bangsanya. Jika pendidikannya baik, maka baik pula manusia dan negaranya, begitu pun sebaliknya.

Pendidikan memiliki makna penanaman nilai-nilai kepada seseorang agar sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Ia mencakup kognitif, afektif dan psikomotor seseorang. Ketiga aspek itu harus terpenuhi. Jika salah satu dari ketiga aspek itu tidak terpenuhi, maka seseorang belum bisa dikatakan mendapatkan pendidikan yang sebenarnya. Namun, di Indonesia, pendidikan memiliki makna yang sangat sempit, yaitu hanya proses belajar menajar formal di dalam kelas. Cukup.

Jumat, 17 Januari 2014

Hewan dan Tempat Tinggalnya

Tragedi kematian hewan di kebun binatang kembali terjadi. Kali ini, seekor singa Afrika bernama Michael yang berusia 1,5 tahun ditemukan mati dengan posisi leher terjerat kawat selingseperti posisi bunuh diri di Kebun Binatang Surabaya (KBS). Bangkainya ditemukan oleh petugas kebun binatang pukul 07.00 WIB pada Selasa (7/1/2014).

Kematian Michael dinilai janggal. Kawat seling yang menjerat Michael merupakan kawat seling yang digunakan untuk membuka dan menutup pintu kandang. Dengan posisi terjerat kawat seling, tidak mungkin Michael terjerat kawat seling dengan sendirinya apalagi bunuh diri dengannya. Pasti ada yang menggantung hewan tersebut.