Senin, 14 Oktober 2013

Siapa Bilang "Dia" Kurang Kerjaan?


Indonesia adalah sebuah negeri yang dilimpahi bermacam karunia, baik itu alamnya maupun manusianya. Lho, siapa bilang manusia Indonesia itu buruk? Memang kebanyakan dari kita menganut paham bahwa manusia Indonesia itu jelek dan buruk, atau tidak berpotensi. Padahal, manusia Indonesia itu sangatlah luar biasa, lebih produktif, kreatif dan atraktif daripada manusia negara lain.

Produk terbesar indonesia adalah manusianya, bukanlah alamnya. Alamnya hanya sekadar penunjang keterpaduan Indonesia itu sendiri. Namun kebanyakan kita malah memandangnya berbeda.

Saya akan tunjukkan salah satu produk Indonesia yang benar-benar bisa dibanggakan, ialah Eka Gustiwana. Ia merupakan salah satu komposer muda berbakat Indonesia. Hasil karyanya sudah banyak disaksikan oleh jutaan pasang mata di seluruh dunia. Meskipun jarang memunculkan muka di layar kaca, namun di situs streamming seperti Youtube, namanya sangatlah tersohor dan popular. Ia telah menggugah bermacam-macam video compossing. Uniknya, video-video tersebut berasal dari sebuah monolog atau dialog biasa. Ia berhasil menciptakan keterpaduan harmonisasi dari monolog ataupun dialog tersebut. Salah satu contoh videonya yang nge-top adalah video Arya Wiguna. Dalam video tersebut, Eka sukses mengedit kemarahan Arya menjadi sebuah video yang malah menghibur.

Bangsa Indonesia memiliki kelemahan, yaitu sulit untuk mengapresiasi orang lain, namun sangat mudah untuk menjatuhkan orang lain. Parahnya, ketika seseorang ingin maju, kita selalu berusaha mnejatuhkannya. Sama seperti Eka tadi. Bakat alaminya dan kekreatifannya tidak dihargai oleh bangsa ini. Kita hanya memandangnya sebagai “orang kurang kerjaan”. Padahal di negara lain, orang seperti Eka ini sudah biasa menjadi musisi terkenal dan difasilitasi, namun di Indonesia, tidak! Ironinya, negeri ini hanya melihat kelebihan yang patut diapresiasi hanyalah dalam bidang-bidang teknik, ekonomi dan seputarnya. Kita selalu memandang rendah seniman dan pemahat. Sebagai contoh, ketika kita mengatakan kepada orang tua kita ingin menjadi seniman, maka kebanyakan orang tua melarangnya dan memaksakan kehendaknya di jalur keinginan mereka. Padahal di luar negeri, orang tua mendukung dan memberikan fasilitas total untuk anaknya.

Abiyyu Fathin Derian    
MA Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta

0 komentar:

Posting Komentar