Jumat, 22 Maret 2013

Hero ≠ Kekuatan Super Saja



Jika kita mendengar kata ‘hero’, maka hal yang pertama kali muncul dalam benak kita adalah para super hero seperti Superman, Batman, Spiderman atau bahkan Gatotkaca. Mereka semua merupakan para super hero yang suka menolong orang lain dan membantu sesama.

Dari semua cerita-cerita mereka, kebanyakan mereka membahas tentang pencegahan kejahatan yang membahayakan nyawa banyak orang. Mereka mengalahkan para musuhnya dengan kekuatan super mereka untuk menyelamatkan banyak orang. Seperti spiderman dengan kekuatan laba-labanya, atau gatotkaca dengan kekuatan supernya.

Namun, itu semua adalah fantasi semata. Kehidupan mereka itu merupakan imajinasi para pengarang yang menggambarkan kalau seorang ‘hero’ itu adalah orang yang memiliki kekuatan super yang berbeda dengan manusia biasa. 

Kalau kita menginginkan mereka dalam kehidupan nyata kita untuk membasmi kejahatan saat ini, maka yang ada malah kejahatan itu tidak akan selesai karena menunggu kedatangan para hero yang sebenarnya merupakan fantasi semata.Lalu, bagaimana kita dapat menemukan hero sejati di zaman sekarang dan di kehidupan nyata ini?

Kata ‘hero’ sendiri memiliki arti yang banyak. Ada yang mengartikan seseorang yang memiliki kekuatan super sehingga dapat membasmi kejahatan di muka bumi ini. Pendapat ini diakibatkan keseringan menonton tv. Ada juga yang mengartikannya sebagai orang yang telah berjasa kepada kehidupan orang lain. Dengan begitu, apapun jasanya, maka ia adalah seorang hero.

Namun, saya memiliki pengertian yang leih unik, simpel dan tidak berbelit-belit dari sebelumnya. Jadi, hero itu adalah orang yang dapat mengubah sesuatu, baik itu dirinya sendiri maupaun orang lain, yang ada karena dianggap penting. Yang dia ubah pun pasti bermanfaat bagi siapapun.

 Kita dapat melihat contohnya pada zaman Jahiliyyah. Pada zaman itu manusia tidak memiliki seorang figur yang dapat menjadi panutan dan membimbing mereka untuk menciptakan kedamaian dan kesejahteraan. Mereka bingung akan kehidupan sendiri. Akhirnya mereka melakukan segala hal sesuka hati mereka yang mengakibatkan hidup mereka jadi tidak teratur.

Ketika Rasulullah SAW datang, maka situasi pun berubah. Meskipun pada awalnya beliau mendapat berbagai cercaan dan hinaan dari para masyarakat Jahiliyyah karena dianggap ajaran beliau bertentangan dengan adat setempat, yang sebenarnya bertentangan itu adalah perilaku masyarakat Jahiliyyah, namun pada akhirnya beliau berhasil menguasai Jazirah Arab dan membuat kehidupan menjadi stabil. Semuanya menjadi serba teratur.

Oleh karena itu, kehadiran sosok hero itu sangat penting di tengah-tengah masyarakat. Ia lah yang dapat menyeimbangkan kehidupan ini sesuai dengan yang kita harapkan.

Sekarang pertanyaan yang timbul, hero seperti apakah yang dibutuhkan pada saat sekarang ini? Di masa yang berbeda dengan masa Rasulullah SAW, di mana yang namanya globalitas dan western style sudah menjadi panutan. Western Style dijadikan panutan, padahal ia tidak dapat membawa kepada kehidupan yang damai dan sejahtera bagi kita.
Kita sebagai pemuda-pemuda yang masih hijau dan berpotensi ini haruslah bisa menjadi seorang hero di tengah-tengah kehidupan masyarakat saat ini karena masyarakat telah tertipu oleh role model yang salah. Masyarakat telah tertipu akan keikmatannya.

Berbicara soal panutan, maka timbul pertanyaan lagi, apakah ia bisa menjadi panutan atas dirinya sendiri? Apakah jangan-jangan ia adalah orang yang butuh untuk didatangkan seorang hero? Oleh karena itu, di sini saya akan membahas tentang hero bagi diri sendiri dahulu yang kemudian bisa diterapkan dalam kehidupan bersosial.


Perang Melawan Keterbatasan Diri

Seperti yang kita tahu bahwa ternyata musuh terbesar seseorang itu adalah DIRINYA SENDIRI. Apabila ia belum mampu menguasai dirinya sendiri, maka ia sangat dipastikan belum menjadi seorang hero sejati.
Seorang hero itu bisa menempatkan dirinya di hadapan orang banyak. Ia tahu bahwa jika dirinya dibiarkan mnegikuti arus kejelekan, maka seluruh sistem hidupnya dan sekitarnya juga akan terkena imbasnya. Kita bisa lihat ini dari contoh film Superman yang tidak mau orang lain tahu bahwa ia  adalah seorang pahlawan super. Kita pun seharusnya seperti itu.

Kemudian, sang hero itu harus terus berpikiran positif, jangan ada sekali-kali merasuk ke dalam pikiranmu akan  hal-hal negatif. Ini sangat penting bagi seorang hero karena dalam menghadapi masalahnya, seorang hero itu harus bisa membagi masalahnya menjadi hal yang positif. Hal ini dapat kita temui pada adegan-adegan di film yang menampilkan hero sebagai pemeran utamanya. Hal ini penting bagi hero masa kini untuk menghadapi hidupnya dan orang lain.

Menempatkan diri dan berpikir positif saja tidak cukup pada saat ini, karena ini adalah zaman di mana semua orang itu bersentuhan dengan yang namanya teknologi. Jadi, sebagai salah satu standar seorang hero pada masa kini adalah orang ayng dapat menguasai perkembangan kemajuan teknologi sebagai media untuk menjadi heronya.

Memang pada awalnya terlihat aneh antara korelasi ide dengan isi, namun, di dalamnya kalian akan mendapatkan ilmu keheroan yang sangat luar biasa. Ini menjadi penting bagi kita untuk disoroti, terutama sebagai pemuda Islam agar hero yang sesungguhnya bisa hadir di dalam tubuh kita dan di dalam hati dan kehidupan kita. “So, Le’s To be the Hero!”


Abiyyu Fathin Derian
Anak Panah dari MEDAN

0 komentar:

Posting Komentar